+ -

Pages

Sunday 17 July 2016

Toilet Training Story

Belajar toilet training, ini bukan kali pertama saya mencoba toilet training. Pada saat khaira berumur 1,5 tahun saya sudah membeli pispot/bantalan pantat untuk di toilet. Percobaan pertama saat itu masih terlihat aneh baginya, karena contoh pertama yakni khaira BAB di kamar mandi dan berhasil namun ada drama nangis2 karena kekeh sumekeh ga mau duduk disana. Tetapi ada unsur paksaan dan berhasil, setelah lega BAB eh dia cengar cengir... hihihi lega yahhh... ^^
percobaan dilakukan disaat weekend dan saat weekday masih dilanjutkan oleh pengasuh khaira. Terus berjalan dan tiba-tiba menghilang karena waktu dan kurang focus sepertinya.

Precisely 2 months ago, saya berniat dan bertekad untuk fokus memulai kembali toilet training. karena khaira pun sudah bisa diajak komunikasi respone. Mula-mula sehabis mandi pagi mulai tidak menggunakan Pospak namun dapat respone dari khaira. Khaira said " Eh mamah yupa yah ga pakein pampers". Engga sayang, mamah ga lupa karena sekarang khaira kala pipis atau ee harus di kamar mandi yah... Respone khaira tetep kekeh minta pake pamers. Siplah lanjut walaupun pakai pamers tetapi tetap mengingatkan dan mengajak khaira setiap satu jam sekali untuk ke kamar mandi pipis.
dari awal belajar banyak sekali drama dari drama mamahnya nangis (campur kesel pipis sembarang jadinya), khaira pun nangis...
Kadang terkontrol sabar kadang tidak (contoh yg tidak baik yah ibu-ibu ^^v). tetapi memang tahap ini ada beberapa kali saya menangis, hemmm....

Koordinasi semua pihak dirumah memang sangat dibutuhkan mulai dari pengasuh, papah khaira even uty dan nenek khaira. Pengasuh sudah dibrifing untuk tidak memakaikan pampers saat saya kerja, sempet bandel ci seminggu khaira tetep dipakaiin pampers saat saya tidak ada. Okelah saya cari tips lain untuk pengasuh akan saya kasi reward jika khaira belajar pipis dikamar mandi dan bilang. Alhamdulillah motivasi reward membuat pengasuh jadi semangats...

Faktor suami (papah khaira), mungkin gerah atau kasian kali yah ngeliat saya setiap saat teriak ngingetin khaira "Kalau mau pipis dikamar mandi yah, tidak bolos ngompol dicelana". Kasian juga liat saya nangis-nangis kalau khaira ngompol dicelana. pak suami ci selalu bilang "udah pakein ajah pampers lagi ci"... hadehhh sebenernya agak bete ci, yaelah bukanya dukung malah suruh nyerah....
Alhamdulillah seperti niat saya tak tergoyah kan, teruskan menangis... eh salah trs kan belajar toilet training...

Faktor orgtua dan mertua, saat main ke rumah mertua dengan cara yang sama setiap saat saya selalu mengingatkan khaira untuk pipis. dan satu saat sehabis mandi lalu makan main sebentar dan main di bangku tiba-tiba khaira swerrrr ngwerrr... (karena saya khilaf lupa mengingatkan)...
Mertua pun said " udah pakein ajah pampers nanti ngwer lagi..."
berhubung saya anak yg baik hati dan penurut ^^ ... jadilah khaira wear pampers lagih...

Cerita yang sama saat di rumah orgtua saya, sll mengingatkan khaira. mamah saya pun bilang "udah pakein pamers repot deh".... eeeyaaa... dan khaira pakai pampers lagi..

Yasudah fix, selagi masih belajar toilet training. memutuskan agar weekend tidak berpergian ke bekasi atau condet dulu...^^

Alhamdulillah, anak khaira anak solehah sepanjang bulan puasa sudah bisa merespon bilang mau pipis. pintarnya anak akuh, mamahpun lega. berpergian ke rmh nenek or uty pun bisa tenang tanpa pampers...

Memberika pujian, saat anak berhasil pipis dikamar mandi sangat membuat anak excited senang dan memorable. karena setiap pipis selesai khaira selalu bilang "Anak mamah pintel yah"... 
iyah sayang sanak mamah pintel heeebatttt...

Dampak yang dirasakan bagi kita adalah lega dan irit pampers tentunya...^^

PR saya, khaira msh belum belajar tanpa pamers saat tidur malam hari dan BAB belum mau kalau di WC duduk. karena terbiasa jongkok sepertinya... hixxxx...
baiklah lets fighting....

Berikut paparan tentang artikel toilet training :


Toilet training adalah proses ketika anak belajar untuk buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) di toilet selayaknya orang dewasa. Pada tahap ini, anak diajari untuk tidak lagi mengeluarkan air seni dan tinja pada popok. Kemampuan memakai toilet juga berguna untuk mengetahui apakah anak Anda tumbuh dengan normal atau tidak.
 

Cara Mengetahui Anak Sudah Siap Jalani Toilet Training

Tiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda, termasuk kemampuannya untuk memulai toilet training. Umumnya, anak siap menjalani toilet training pada saat berusia 1 tahun 6 bulan, tapi kebanyakan anak siap memulainya pada saat berusia 1 tahun 10 bulan hingga 2 tahun 6 bulan. Kebanyakan anak sudah bisa memakai toilet dengan sempurna sekitar usia 3 tahun.

Tanda-tanda anak siap secara fisik adalah ketika dia mampu mengontrol keinginan untuk BAK dan BAB. Hal ini jarang terjadi sebelum usia 1 tahun 6 bulan. Anda bisa mengetahui kesiapan fisik ini jika:

  •     Anak memperlihatkan ekspresi saat menahan BAK atau BAB.
  •     Popok kering saat bangun tidur atau setelah dua jam pemakaian.
  •     Tidak BAB di popok saat malam hari.
  •     BAB terjadi pada waktu yang sama tiap harinya atau pada waktu yang tidak bisa diprediksi.
  •     Anak mampu melepas dan memakai pakaian serta mampu berkomunikasi dengan Anda tentang pemakaian toilet.

Berbeda dengan kesiapan fisik, kesiapan secara emosional butuh waktu yang lama. Berikut ini adalah tanda-tanda anak Anda sudah mencapai kesiapan emosional.

  •     Anak akan memberitahu Anda ketika popoknya kotor dan meminta untuk diganti dengan yang baru.
  •     Dia lebih memilih memakai celana dalam ketimbang popok.
  •     Menunjukkan ketertarikannya ketika Anda memakai kamar mandi.
  •     Memberitahu Anda ketika dia ingin buang air.
  •     Bersemangat mengikuti semua proses toilet training.

Meski telah menunjukkan kesiapan fisik dan emosional, bukan berarti anak siap diberi toilet training. Ada sebagian anak yang belum siap melakukannya, terutama jika dia berada pada tahap ketika kata ‘tidak’ menjadi respons utamanya untuk tiap permintaan. Langkah terbaik adalah dengan berkonsultasi kepada dokter atau berbagi pengalaman dengan orang tua atau teman yang pernah mengalaminya.

Hindari memaksakan kehendak Anda ketika anak belum siap melakukannya. Hal itu bisa memicu stres yang bisa memperlambat kesiapannya melepas popok. Anda pun akan merasa frustrasi jika memaksa memberikan toilet training pada anak yang belum siap.

Bagaimana Cara Membimbing Anak Selama Toilet Training?

Ketika anak sudah siap menjalani toilet training, peran Anda dan seluruh anggota keluarga sangat dibutuhkan, jadi pastikan bahwa seluruh anggota keluarga siap membantu proses ini. Tidak hanya itu, pastikan kondisi rumah dalam keadaan normal dan tenang (tidak ada masalah dengan sesama penghuni rumah).

Langkah-langkah awal yang harus Anda lakukan untuk menunjang proses toilet training pada anak antara lain:

  •  Kenalkan anak kepada toilet. Mulailah menjelaskan penggunaan toilet, seperti toilet digunakan untuk BAK dan BAB. Katakan kepada anak ketika mulai memakai toilet, berarti dia harus melepas popoknya dan menggantinya dengan celana dalam. Jelaskan pula bahwa anak sudah tidak bisa BAK dan BAB pada popok atau celana dalam. Untuk mempermudah anak mengatakan istilah BAK dan BAB, Anda bisa menggantinya dengan kata ‘pipis’ atau ‘ee’. Jangan lupa untuk menjelaskan pula kedua arti kata tersebut agar anak memahami makna yang sebenarnya.
  • Pilih pispot. Saat mengajari anak untuk mulai memakai toilet, Anda tidak bisa menggunakan toilet normal. Gunakanlah pispot untuk anak-anak hingga ukuran tubuhnya mampu menjangkau toilet orang dewasa. Ajak anak untuk memilih sendiri pispot yang akan dia gunakan. Biarkan dia mencoba berbagai pispot hingga menemukan sebuah pispot yang nyaman. Setelah memiliki pispot, ada baiknya Anda meletakkannya di kamar mandi agar dia bisa terbiasa dengan fungsi toilet. Anda bisa mengatakan kepadanya bahwa selagi masih anak-anak, pispot ini akan menjadi tempatnya untuk BAK atau BAB.Sebagai pendukung proses pembelajaran, Anda bisa meletakkan pispot di kamarnya atau area bermainnya agar bisa langsung dia gunakan saat BAK atau BAB. Dia juga bisa mendudukinya ketika sedang bermain agar terbiasa dengan pispotnya. Selain pispot, Anda juga bisa membeli tempat duduk kloset untuk anak-anak agar dia bisa menikmati aktivitas pada toilet sungguhan.
  • Ajak anak saat Anda beraktivitas di toilet. Untuk memudahkan proses toilet training, melihat aktivitas secara langsung di toilet sangatlah penting. Contohnya, Anda bisa mengajak anak ketika Anda ingin memakai toilet, itu pun jika Anda merasa nyaman. Jelaskan apa saja yang Anda lakukan saat itu.

Saatnya Beraksi

Kini saatnya Anda membiasakan anak untuk BAK atau BAB di kamar mandi memakai pispot atau tempat duduk kloset. Untuk mempermudah proses ini, pakaikan baju yang mudah dilepas dan dipakai oleh anak seorang diri. Selanjutnya ajari dia tata cara saat memakai toilet seperti:
  • Mengajari cara duduk yang benar saat memakai pispot atau tempat duduk kloset. Anda bisa menggendongnya ketika Anda memilih memakai tempat duduk kloset.
  • Setelah selesai BAK atau BAB, ajari dia untuk membersihkan alat kelaminnya. Jika anak Anda perempuan, ajari untuk membasuh alat kelaminnya memakai tangan kiri dimulai dari arah depan vagina, kemudian ke bagian anus. Hal ini bertujuan untuk mencegah berpindahnya bakteri dari anus ke vagina. Namun anak-anak yang belum berusia 4 hingga 5 tahun biasanya tidak bisa membersihkan alat kelaminnya dengan benar, terutama setelah BAB. Pada saat inilah Anda bisa membantu membersihkannya.
  • Jika Anda memiliki anak laki-laki, ajari untuk mengarahkan penisnya ke bawah pispot atau toilet demi menghindari air seni terciprat pada bagian depan tempat duduk pispot atau kloset. Ajari anak Anda untuk membersihkan penisnya dengan air usai melakukan BAK.
  • Bantu anak untuk menekan tombol flush pada toilet usai BAK atau BAB. Jika anak Anda tidak berani menekannya, Anda tidak perlu memaksakan. Jika Anda menggunakan pispot, ajak anak untuk melihat proses pembuangan air seni atau tinja dari pispot ke kloset. Hal itu berguna agar si Kecil tahu tempat pembuangan terakhir air seni atau tinja adalah di kloset.
  • Setelahnya, ajari anak Anda untuk mencuci tangan yang benar usai memakai toilet.

Pada tahapan ini, cobalah untuk sering memberi si Kecil pujian. Puji tiap aktivitas yang berhasil dia lakukan untuk menambah kepercayaan dirinya di masa mendatang.

Ingat selama proses ini, jangan pernah meninggalkan anak tanpa pengawasan di kamar mandi demi menghindari kecelakaan, seperti terpeleset atau memasukkan sesuatu yang berbahaya ke dalam mulut.

Mengajari anak menggunakan toilet memang butuh kesabaran. Hari ini mungkin dia mau mengikuti semua proses toilet training, namun hal itu bisa saja berbeda pada keesokan harinya. Intinya, jangan memaksa jika memang anak tidak mau melakukannya. Bersabarlah hingga anak benar-benar terbiasa tanpa popoknya.

Source : http://www.alodokter.com/anak-anda-sudah-siap-diberikan-toilet-training
5 Unpredictable of Mind: Toilet Training Story Belajar toilet training, ini bukan kali pertama saya mencoba toilet training. Pada saat khaira berumur 1,5 tahun saya sudah membeli pispot...

No comments:

Post a Comment

< >